Fakta Baru, Irbansus Inpektorat Maluku Utara Diduga Ikut Beking PPPK Titipan

Inspektur Pembantu Khusus atau Irbansus Inspektorat Maluku Utara Nani Riana Pakaya diduga terlibat dalam skandal tahap II perekrutan PPPK dilingkup Pemprov Maluku Utara tahun 2025.
Nani diduga ikut berperan meloloskan Imran Hi. Ali. Imran diketahui merupakan keponakan Pelaksana Tugas Kadikbud Maluku Utara Abubakar Abdullah.
Dalam skandal ini, Plt Kepala BKD Zulkifli Bian, Kepala Inspektorat Nirwan M.T. Ali dan Plt Kadikbud Malut Abdullah Abubakar disebut terlibat membentengi Imran Hi. Ali.
Dugaan keterlibatan Nani ini disampaikan salah satu ASN di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara. Sumber ini mengaku sedari awal tak terlalu yakin investigasi oleh inspektorat.
Ia mengatakan, investigasi yang dilakukan Inspektorat Maluku Utara syarat kepentingan dan alibi membackup peserta seleksi titipan, salah satunya Imran Hi. Ali.
“Ibu Nani Riana Pakaya yang bilang langsung kalau si Imran ini honor dari 2020 sampai 2022 di Dikbud Maluku Utara. Dari pernyataan ini, secara tidak langsung, Ibu Nani ikut main dan diduga turut membeking si anak ini (Imran Hi. Ali). Bilang investigasi, tapi kenapa tidak menyeluruh, kok hanya orang-orang tertentu saja,” terangnya saat ditemui di kediamannya pada Jumat malam, 22 Agustus 2025.
Sumber yang meminta identitasnya tidak dipublikasi ini mempertanyakan kebenaran honorer Imran Hi. Ali sebagaimana termuat dalam video klarifikasi. Yang sebenarnya, kata dia, Imran baru tercatat sebagai honorer pada 2023.
“Sebelumnya bukan di Biro Umum Setda Provinsi Maluku Utara. Kalaupun benar bersangkutan honor di Dikbud Malut, bikyapa lolos PPPK kategori R4 atau non database. Mestinya si Imran ini lulus R3 atau honorer database, kalau benar apa yang dikatakan Ibu Irbansus Nani Riana Pakaya. Si Imran juga bikin surat pernyataan di Biro Umum dan ditandatangan Karo Umum yang sekarang,” ujarnya.
“Imran tercatat honor pada Agustus 2023 dan berhenti di Desember 2023. Saya mau tanya, dari Agustus sampai Desember itu durasi waktunya satu tahun?, itu tara sampe lima bulan lagi. Terhitung Desember 2023 itu Imran tara honor lagi sampai Desember 2024, tiba-tiba di 2025 lolos PPPK dengan alasan sudah honor dua tahun. Di 2024 kan ini Imran ada iko program pamsimas di Galela sana,” sambungya.
Dia mengatakan, permasalahan seleksi PPPK taha dua berawal dari Nukila Sarimina, salah satu peserta seleksi PPPK yang tidak lulus karena tidak mencapai passing grade. Nukila disinyalir orang titipan Wakil Gubernur Maluku Utara Sarbin Sehe.
“Si Nukila atau Sakila pigi lapor di inspektorat dengan kase tanda beberapa nama dari 31 orang yang dinyatakan TMS. Padahal sejumlah nama yang ditandai itu ada yang lolos passing grade,” tandasnya.
Ia berharap, masalah polemik seleksi tahap dua PPPK ini dapat diselesaikan oleh Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Laos. Ia juga meminta pejabat seperti Zulkifli Bian, Nirwan M.T. Ali, Abubakar Abdullah dan Nani Riana Pakaya segera dievaluasi.
“Ibu Gubernur Sherly yang terhomat jangan tinggal nonton dan diam saja. Ini orang pe nasib ke depan Ibu Sherly. Seleksi PPPK boleh-boleh saja, tapi pakai cara sesuai prosedur, bukan karena orang dalam. Sekali ibu gubernur, bantu dorang selesai masalah ini,” pintaya.
Irbansus Inspektorat Maluku Utara Nani Riana Pakaya belum dikonfirmasi soal dugaan keterlibatannya. Redaksi voicemu masih berupaya mengonfirmasi guna mendapatkan penjelasan perihal dugaan dimaksud. **