Beda Visum Polisi dan Keluarga Korban, PH: Penyidik Tidak Boleh Main Mata
TERNATE – Hasil visum et repertum (VER) dari Rumah Sakit Bhayangkara Ternate atas kasus dugaan pencabulan anak di bawah oleh seorang pelatih taekwondo resmi diterbitkan. Hasilnya berbeda dengan hasil visum keluarga korban di Rumah Sakit Prima Ternate.
Perbedaan hasil keterangan yang dibuat oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan ini memantik reaksi penasehat hukum korban. Hastomo B. Tawari SH, penasehat hukum korban, mengaku kaget atas hasil visum oleh kepolisian.
Hastomo menyatakan keluarga korban memiliki hasil visum yang berbeda dengan hasil visum milik Penyidik Polsek Ternate Selatan. Sesuai hasil visum dari Rumah Sakit Prima Ternate, korban mengalami lecet pada selaput kemaluan dan kemerahan di kulit depan.
Dengan hasil ini, Hastomo menduga ada dugaan benda lain yang masuk secara paksa di kemaluan korban. Atau dugaan lainnya yaitu korban mengalami rudapaksa oleh terduga pelaku yang tak lain pelatih bela diri korban.
Baca Juga:
“Namun menurut hasil visum dari Rumah Sakit Bhayangkara Ternate bahwa hanya pencabulan biasa. Sedangkan hasil visum di RS Prima Ternate itu ada lecet di bagian dalam kemaluan (maaf) korban. Kok bisa dua hasil visum yang berbeda,” katanya, Senin 8/7.
Pria yang akrab disapa Tomo ini mengaku belum diperlihat bentuk fisik hasil visum oleh penyidik. Namun sesuai informasi dari penyidik, hasil visum tersebut hanya dugaan pencabulan biasa. “Visum dari mereka kita belum lihat, hasilnya seperti apa kita selaku kuasa hukum belum dikasih lihat. Tapi katanya dari visum itu cuma pencabulan biasa,” ujarnya.
Candidat Magister Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado ini menyarankan agar penyidik bersikap netral dan profesional dalam penanganan perkara ini. “Wajar saja kalau muncul kecurigaan lain. Penyidik harus mengedepankan transparansi, tidak boleh dalam tanda petik main mata. Ini menyangkut masa depan korban,” terangnya. **
Baca Juga:
Selanjutnya
Tak Indahkan Somasi, PDIP Polisikan Benny Laos
Artikel Terkait
